Proses pembelajaran merupakan suatu upaya mengembangkan potensi anak yang baru lahir maupun yang sudah menginjak dewasa, sehingga menciptakan pengalaman-pengalaman yang baru dalam kehidupannya nelalui proses pembelajaran yang ditata secara sistimatis yaitu yang melalui jalur pendidikan formal di sekolah maupun yang tidak terstruktur melalui jalur luar sekolah yaitu dalam keluarga dan masyarakat.

Sedangkan manusia yang tangguh merupakan sumber daya manusia yang diharapkan dan harus dipersiapkan melalui pembelajaran sebab merupakan penunjang terhadap perikehidupan yang akan ditempuh. Dan untuk menjadikan anak sebagai asset bangsa yang berkualitas hendaknya proses pembelajaran mampu meningkatkan kemampuan bersikap dan berpikir logis, serta memiliki wawasan yang luas.

Untuk ini tugas utama guru adalah membelajarkan siswa dengan baik, artinya membina memotivasi dan mengarahkan siswa untuk belajar dengan baik dan sungguh-sungguh. Dan sudah barang tentu seyogyanya guru harus memiliki kemampuan untuk menerapkan interaksi belajar mengajar dengan baik dan benar, salah satu diantaranya memiliki kemampuan menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan kondiri belajar mengajar.

Hal ini sangat menentukan berhasil atau tidaknya suatu proses belajar mengajar apabila pengaturan proses belajar mengajar dilaksanakan dengan benar. Dan insane-insan pendidik perlu mengingat bahwa metode epembelajaran dapat menciptakan siswa belajar dengan baik dalam suasana yang wajar tanpa tekanan. Metode pembelajaran yang baik dapat memberikan bantuan dan bimbingan siswa yang mendapat berbagai kesulitan belejar serta memberikan dorongan untuk memahami bahan pengajaran dalam berbagai kegiatan belajar.

Melihat hasil paparan di atas timbulah suatu ungkapan perasaan akan berhasilkan tujuan pendidikan yang sering bergema dan bersifat umum seperti “menjadi manusia yang baik”, “yang bertanggung jawab “, “ bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa “, “ berbakti kepada masyarakat “.

Sejauh manakah tujuan pendidikan nasional telah tercapai ? Apabila dikaitkan dengan kenyataan saat ini bahwa proses pembelajaran hanya merupakan transper pengetahuan yang telah mengambil alih fungsi yang semestinya mendorong siswa untuk mencapai pengetahuan melalui proses reflektif dan kooperatif.

Siswa seringkali kehilangan keterlibatan pikiran, perasaan dan emosi dalam kegiatan belajar mengajar menjadi sebuah proses yang dilakukan secara paksa, bukan atas dasar penegakkan prinsif-prinsif pedagogic kasih sayang.

Apalagi kalau dikaitkan dengan sebagian sumber daya manusia insan pendidik dewasa ini dengan menjamurnya tenaga “ sukwan “ yang kebanyakan tidak mengantongi disiplin ilmu pendidikan terutama di lingkungan sekolah dasar. Optimiskah tujuan pendidikan nasional yang didambakan akan berhasil.

Jawabannya kembali kepada nurani kita sebagai insan pendidik untuk senantiasa menyadari bahwa pendidikan bukan semata-mata berorientasi pada pemenuhan tenaga kerja saja, tetapi lebih jauh lagi dapat memperkuat ekemampuan peserta didik untuk mengembangkan diri sebagai individu, anggota masyarakat, sebagai warga Negara

Pengikut

Tidak ada postingan.
Tidak ada postingan.